Sunday 23 September 2007

Big Bang


Model Big Bang saat ini sudah banyak diterima sebagai teori pembentukan dan evolusi alam semesta. Menurut Big Bang, sekitar 12 sampai 14 milyar tahun lalu, bagian alam semesta yang bisa kita lihat saat ini hanyalah beberapa milimeter lebarnya.

Nah untuk sampai pada kondisi sekarang, alam semesta mengalami pengembangan dari kondisi yang panas dan rapat kedalam bentuk alam semesta yang luas, lebih dingin dan bisa didiami. Sisa-sisa materi yang rapat dan panas bisa dilihat sebagai radiasi cosmic microwave background yang sangat dingin yang masih mengisi alam semesta dan terlihak oleh detektor microwave sebagai nyala di seluruh angkasa.


Dasar Model Big Bang
Model Big Bang memiliki dua pilar teoritik yakni
:

Relativitas Umum
Ide kunci pertama kali datang tahun 1916 saat Einstein membangun Teori Relativitas Umum yang ia ajukan sebagai teori baru relativitas. Teorinya ini mengeneralisir teori gravitasi Isaac Newton, c.1860, agar bisa berlaku pada benda yang bergerak sekaligus bekerja juga pada benda yang diam.

Gravitasi Newton hanya berlaku untuk beda diam, atau benda yang bergerak sangat pelan jika dibandingkan dengan kecepatan cahaya. Kunci dari konsep relativitas umum ini adalah gravitasi tidak lagi digambatkan sebagai bidang gravitasional tapi lebih kepada ruang dan waktu. Fisikawan John Wheeler menggambarkannya dengan baik saat berkata, “Materi memberitahu angkasa bagaimana untuk melengkung dan angkasa memberitahu materi bagaimana untuk bergerak”. Pada dasarnya teori ini hanya dapat menghitung keistimewaan atau bisa dikatakan keanehan pada orbit Merkurius dan pembengkokan cahaya oleh Matahari. Kedua masalah inilah yang tidak dapat dijelaskan oleh teori gravitasi Newton. Dan sampai saat ini teori Relativitas Umum sendiri telah berhasil melalui rangkaian test.

Prinsip Kosmologi
Setelah Relativitas Umum diperkenalkan, sejumlah ilmuwan termasuk Einstein, berusaha untuk menerapkan dinamika gravitasi yang baru ini pada alam semesta secara keseluruhan.

Pada saat itu, untuk menerapkan dinamika tersebut membutuhkan asumsi mengenai bagaimana materi di alam semesta terdistribusi. Asumsi sederhananya, jika kita melihat isi alam semesta, maka ia akan tampak sama dimanapun dan sama disetiap arah. Dengan kata lain model kosmologi standar dimulai dengan asumsi dan prinsip skala besar alam semesta homogen dan isotropis serta pengamat tidak berada pada posisi yang istimewa di alam semesta. Model ini menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang dalam jangka waktu berhingga, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan padat. Model Kosmologi Standar ini dimulai dimulai oleh Friedman pada tahun 1920.

Asumsi ini telah diuji secara terus menerus dengan pengamatan distribusi galaksi atau skala yang lebih besar lagi. Perlu diingat dalam alam semesta skala besar, galaksi merupakan unit terkecil dan memiliki distribusi yang merata sehingga alam semesta bisa dianggap sebagai sebuah sistem fluida sempurna. Hasil dari radiasi cosmic microwave background juga menunjukkan kalau distribusi temperatur di alam semesta juga seragam. Fakta ini sagat mendukung fakta kalau gas yang memancarkan radiasi ini di waktu silam terdistribusi seragam.


Kedua ide ini membentuk seluruh basis teoritik untuk kosmologi Big Bang dan memimpin pada prediksi yang spesifik dalam hal parameter yang bisa teramati di alam semesta.

sumber : WMAP

source :simplyvie

0 comments:

 
Template designed using TrixTG